TEKNIK PROBABILITY SAMPLING

 


Ada dua metode utama pengambilan sampel. Peneliti harus memutuskan apakah akan memilih sampel probabilitas (dikenal sebagai sampel acak) atau sampel non-probabilitas (dikenal sebagai sampel purposive). Perbedaan di antara mereka adalah: dalam sampel probabilitas peluang anggota populasi yang lebih luas dipilih untuk sampel diketahui, sedangkan dalam sampel non-probabilitas peluang anggota populasi yang lebih luas dipilih untuk sampel tidak diketahui.

Pada tulisan ini, kita akan membahas mengenai probability sampling (sampel probabilitas). Mengapa disebut sampel probabilitas? Karena sampel diambil secara acak dari populasi yang lebih luas, berguna jika peneliti ingin membuat generalisasi, karena mencari keterwakilan dari populasi yang lebih luas. Sampel probabilitas akan memiliki risiko bias yang lebih kecil daripada sampel non-probabilitas. Karena pada sampel non-probabilitas tidak mewakili seluruh populasi, maka dapat menunjukkan kemiringan atau bias.

Jenis-Jenis Teknik Probability Sampling

1. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana)

Dalam pengambilan sampel acak sederhana, setiap anggota populasi yang diteliti memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dan probabilitas anggota populasi yang dipilih tidak terpengaruh oleh pemilihan anggota populasi lainnya. Metode ini melibatkan pemilihan secara acak dari daftar populasi (kerangka pengambilan sampel) jumlah subjek yang diperlukan untuk sampel.

2. Systematical Sampling (Pengambilan Sampel Sistematis)

Metode ini merupakan bentuk modifikasi dari simple random sampling. Metode ini melibatkan pemilihan subjek dari daftar populasi secara sistematis daripada secara acak. Peneliti dapat memutuskan seberapa sering membuat sampling sistematis dengan statistik sederhana – jumlah total populasi yang lebih luas yang diwakili dibagi dengan ukuran sampel yang diperlukan:



dimana,

f           = interval frekuensi

N         = total jumlah populasi

sn         = jumlah sampel yang dibutuhkan

3. Stratified Random Sampling (Pengambilan Sampel Berstrata)

Stratified Random Sampling melibatkan pembagian populasi ke dalam kelompok-kelompok homogen, masing-masing kelompok berisi subjek dengan karakteristik yang sama, dan kemudian pengambilan sampel secara acak dalam kelompok-kelompok tersebut. Keputusan mengenai karakteristik mana yang akan dimasukkan harus sesederhana mungkin, karena semakin banyak faktor yang ada, tidak hanya semakin rumit pengambilan sampelnya, tetapi seringkali semakin besar sampelnya harus memasukkan perwakilan dari semua strata dari populasi yang lebih luas.

4. Cluster / Area Sampling

Ketika populasi besar dan tersebar luas, pengumpulan sampel acak sederhana menimbulkan masalah administratif. Dengan cluster sampling, peneliti dapat memilih sejumlah sekolah tertentu dan menguji semua siswa di sekolah yang dipilih tersebut. Peneliti harus berhati-hati untuk memastikan bahwa pengambilan sampel klaster tidak membangun bias. Cluster sampling banyak digunakan dalam penelitian skala kecil. Dalam sampel klaster, parameter populasi yang lebih luas sering kali digambarkan dengan sangat tajam, oleh karena itu, peneliti harus mengomentari generalisasi temuan.



Sumber gambar: iranmoshavere (Pinterest)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANOVA DUA JALUR (TWO WAY MANOVA)

TUTORIAL SPSS UJI TWO-WAY ANOVA

UJI MANN-WHITNEY U DENGAN SPSS (CONTOH KASUS)