TEKNIK PENGUMPULAN DATA MELALUI OBSERVASI

 

Observasi lebih dari sekedar melihat. Kegiatan mencari dan secara sistematis mencatat orang, peristiwa, perilaku, latar, artefak, rutinitas, dan sebagainya. Ciri khas observasi sebagai proses penelitian adalah observasi menawarkan kesempatan kepada penyelidik untuk mengumpulkan data dari tangan pertama, data 'langsung' di tempat dari situasi sosial yang terjadi secara alami. Artinya bukan data yang dilaporkan atau laporan dari tangan kedua.

Penggunaan observasi sebagai prinsip utama penelitian memiliki potensi untuk menghasilkan data yang lebih valid atau otentik daripada yang akan terjadi dengan metode yang dimediasi atau inferensial. Ini adalah kekuatan unik observasi. Observasi kuat pada validitas; artinya dapat memberikan informasi kontekstual yang kaya, memungkinkan data tangan pertama untuk dikumpulkan, mengungkapkan rutinitas dan kegiatan duniawi, dan dapat menawarkan kesempatan untuk mendokumentasikan aspek-aspek dunia kehidupan yang verbal, non-verbal dan fisik.

Observasi memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data tentang:

1. Keadaan fisik, misalnya lingkungan fisik dan organisasinya.

2. Kedaan individu, misalnya karakteristik dan susunan kelompok atau individu yang diamati, misalnya, jenis kelamin dan kelas

3. Keadaan interaksi, misalnya interaksi yang sedang berlangsung, formal, informal, terencana, tidak terencana, verbal, non-verbal, dan sebagainya

4. Keadaan program, misalnya sumber daya dan organisasinya, gaya pedagogik, kurikulum dan organisasinya

Observasi membutuhkan memori dari observasi sebelumnya. Karena manusia pelupa, mereka membutuhkan perangkat elektronik seperti daftar, kamera, dan video; mengklasifikasikan gejala ke dalam kelompok yang sesuai; menambahkan bahan untuk persepsi objek yang diamati.

Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan observasi:

1. Kapan, di mana, bagaimana dan apa yang harus diamati;

2. Seberapa besar derajat struktur yang diperlukan dalam pengamatan;

3. Durasi periode pengamatan, yang harus sesuai dengan perilaku yang akan terjadi dan diamati;

4. waktu periode pengamatan (misalnya pagi, siang, malam);

5. konteks pengamatan (pertemuan, pelajaran, lokakarya pengembangan, pengarahan manajemen senior, dll.);

6. sifat pengamatan (terstruktur, semi terstruktur, terbuka, molar, molekuler dll);

7. perlu adanya kesempatan untuk mengamati, misalnya untuk memastikan adanya orang/perilaku yang diamati;

8. memperhatikan nilai observasi partisipan tersembunyi untuk mendapatkan akses dan mengurangi reaktivitas;

9. ancaman terhadap validitas dan reliabilitas;

10. Perlu untuk mengoperasionalkan pengamatan sehingga apa yang dianggap sebagai bukti konsisten, tidak ambigu dan valid.

11. Perlu untuk memilih jenis observasi dan perekaman terstruktur yang sesuai


Sumber gambar: Behance (Pinterest)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANOVA DUA JALUR (TWO WAY MANOVA)

TUTORIAL SPSS UJI TWO-WAY ANOVA

UJI MANN-WHITNEY U DENGAN SPSS (CONTOH KASUS)